Selasa, 30 April 2013

BUKTI SEJARAH ISLAM DITEMUKAN DI MALUKU

Karapodi adalah nama salah satu dusun yang terletak di ujung timur Negeri Siri-Sori Islam. Salah satu tokoh di Agama Negeri Siri Sori Islam, menyampaikan temuannya di dusun tersebut berupa makam tua dengan empat batu nisan diatasnya. Ustazd Hamid Kaplale (almarhum), begitu nama tokoh masyarakat yang menyampaikan kabar atas temuan tersebut. Sepintas kabar itu tidak terlalu menarik, namun kemudian menjadi heboh ketika warga mulai ramai berziarah ke makam tersebut.
Sejumlah warga menjadi heran, setelah melotot kearah tulisan yang mencolok pada salah satu batu nisan setinggi 60 centi meter. Tulisan berbentuk relief itu menyebutkan angka 1286 dengan menggunakan bilangan Arab. Deretan angka yang cukup fantastik, karena menunjukan tahun wafatnya ahli kubur. Empat batu nisan yang terbuat dari jenis batu kapur itu, saling berhadapan. Dua diantaranya tidak dibumbuhi tulisan apapun. Satu diantaranya yang berada pada bagian kaki kubur bertuliskan tahun wafat ahli kubur dan satu lainnya yang berada pada bagian kepala juga berjejer tulisan Arab gundul (tanpa tanda baca). 
Warga setempat menduga tulisan itu adalah nama dari ahli kubur. Namun hingga kini belum ada yang mampu membacanya. Meski terlihat jelas aksara Arab yang terukir, tapi masih sukar untuk mengungkap misteri nama siapa dari ahli kubur tersebut. Selain sukar dibaca, angka tahun pada batu nisan itu juga tidak tertera tahun masehi atau hijriah. Bila angka itu adalah tahun hijriah bisa diartikan pemilik kubur wafat sekitar tahun enam ratusan lebih.
Keberadaan empat batu nisan itu juga menimbulkan berbagai pendapat dari warga, ada sebagian orang menyimpulkan kuburan itu berisi dua orang sesuai jumlah batu nisan, sebagiannya lagi menyebutkan makam itu hanya berisi satu orang, sesuai tulisan arab gundul yang tertera pada bagian nisan kepala.
Terlepas dari perbedaan pendapat warga setempat, namun menurut beberap ahli sejarah di Maluku, Penemuan Kuburan Tua ini merupakan salah satu temuan Unik dan sekaligus sebagai salah satu tanda-tanda keberadaan Islam di Maluku. karena sangat sukar dirunut sesuai sejarah kehadiran Islam di Maluku, sekaligus menjadi situs sejarah tertua di Maluku. Boleh percaya atau tidak, namun fakta sejarah ini telah membuka tabir baru sejarah kebaradaan Islam di Maluku yang selama ini oleh ahli sejarah belum sepenuhnya merilisnya dengan baik.
Logikanya, di zaman itu leluhur di daerah ini sudah mengenal bahkan familiar menggunakan abjad dan angka Arab. Sebuah temuan yang sangat jauh berbeda dengan penuturan sejarah masuknya Islam di tanah Maluku. Sejatinya, sejarah masuknya Islam seperti yang tertuang di sejumlah literatur menyebutkan bahwa Islam masuk ke Maluku melalui saudagar –saudagar Arab, yang melakukan syiar dengan cara berdagang. Tahun masuknya para pedagang-pedagang Arab itu pun, sangat jauh berbeda bila dikaitkan dengan penemuan kuburan tua bertuliskan tahun wafatnya ahli kubur ini. Lalu sejak kapan Islam masuk ke Maluku? Apakah sudah lebih awal sebelum tahun yang tertera pada nisan kuburan tua itu? Jawabannya Wallahualam….
Lalu bagaimana benda bersejarah itu ditemukan? Hingga kini belum adanya penjelasan dari saksi mata (penemu) tentng kronologis penemuan secara terperinci. Informasi yang berhasil kami himpun dari beberapa waga setempat yakni makam tua tersebut sebenarnya telah lama ditemukan namun mereka yang sudah sejak awal melihatnya, enggan menyebarluaskan keberadaan makam tersebut. “Kuburan itu sudah diketahui sekitar Bulan Maret Tahun 2006 lalu, namun masih dirahasiakan oleh Raja dan sejumlah stafnya. selain kuburan tersebut, ada juga kuburan tua lainnya yang ditemukan, namun kuburan-kuburan tersebut enggan disebutkan tempatnya, karena masih dirahasiakan oleh warga setempat dan belum mau disebarluaskan.

Tempat Sejarah
Dusun Karapodi, Negeri Siri Sori Islam, memang terkenal dengan berbagai cerita lagenda tentang peninggalan-peninggalan bersejarah oleh warga setempat. Menurut tetua adat (Tokoh Adat) Negeri Siri-Sori Islam, Hi. Ali Patty, Dusun Karapodi, dulunya menjadi tempat tinggalnya leluhur mereka yang bernama Sopaleu yang kini memiliki keturun bermarga (fam/ garis turunan dari ayah) Pikalouhata di negeri tersebut. Cerita tersebut diperkuat dengan adanya peninggalan berupa sumur tua yang berdiameter kurang lebih 60 centimeter.
Penemuan sumur tua tersebut berawal dari salah satu keturunan Marga (fam/garis keturunan dari ayah) bermimpi tentang adanya Sumur Tua tersebut. Mimpi itu kemudian diceritakan kepada temannyadan apada akhirnya jejak Sumur tua itu ditelusuri berdasarkan petunjuk melalui mimpi tersebut, setelah melalui proses pengkajian mimpi tentang letaknya sumur tersebut, akhirnya warga mencoba menggalinya dengan mengunakan telapak kaki. Telapak kaki dengan cara kaki mereka diputar-putar pada tanah yang bertekstur lumpur sesuai tempat yang ditunjuk dalam mimpi, hingga muncul air dari lubang yang kemudian berbentuk sumur, karena berdasarkan mimpi untuk menemukan sumur tersebut harus dilakukan dengan menekan kaki diatas tanah yang telah ditandai tersebut, akhirnya pencaharian membuahkan hasil, sebuah sumur tua ditemukan dengan air yang segar dan memiliki debit air yang sangat banyak. Setalah dibersihkan, dari dinding bagian dalam sumur itu, tampak tersusun rapi bebatuan, sebagai penyangga tanah. Peninggalan leluhur Sopaleu tersebut akhirnya dipugar dengan menggunakan semen pada bagian luarnya oleh keturunannya yang bernama Salim Picalouhata
Letak antara sumur tua dan makam tua yang baru ditemukan tersebut kurang lebih 30 meter. Namun, tentunya tokoh agama setempat belum dapat mengaitkan antara keberadaan sumur tersebut dengan makam itu, karena belum memiliki bukti yang kuat dan belum adanya riset dari ahli arkeolog, karena pada sumur tersebut tidak terdapat keterangan apapun. ,isalnya tahun pembuatan dan lain sebagainya. Konon kataya Leluhur Sopaleu merupakan generasi kedua yang mendiami kawasan Puncak Siri Sori Islam yang di daerah tersebut dikenal sebagai kawasan Yama Elhau, kareena setelah tibanya Sopaleu di Yama Elhau, disana telah ada salah satu leluhur negeri itu yang bernama Lohilomanuputty (tuan tanah) kini memiliki keturunan yang bermarga Salatalohy.
Disana terdapat satu legenda yakni, apda Suatu saat, Lohilomanuputty (Salatalohy) yang menetap di Elhau, menuruni lembah, karena mendengar suara ayam jantan berkokok, sesampainya di bawah lembah, dia kemudian bertemu dengan moyang dari marga Picalouhata. Dari pertemuan itulah kemudian terjadi komunikasi seperti yang dikisahkan Hi. Ali Patty : “ Sei lembe lia…..yale sei lembe lia…,” (Sipa yang ada disana) tanya Lohilomanuputty. Pertayaan itu kemudian dijawab oleh moyang Sopaleu “Yale tau otetewa, Yami Sopaleu wahe waile karapoli” (Saya orang yang baru kembali dari berlayar (Sopaleu) yang menetap di kali yang airnya mengalir mengelilingi daerah ini (Waelo karapori),”) kemudian terjadi percakapan lanjutan, moyang Salatalohy kemudian menyampaikan maksudnya, bahwa maksud dirinya menuruni puncak bukit tersebut karena mendengar suara ayam jantan yang sedang berkokok, Ayam yang dicari itu, ternyata ayam berwarna putih, yang kemudian diberikan moyang Sopaleu kepada moyang Salatalohy, yang akhirnya digelar dengan Lohylomanupty (pemilik ayam putih).
Pertemuan kedua moyang itu, kemudian dilanjutkan dengan ikrar untuk menetap dan membangun Negeri Elhau hingga datangnya generasi kedua yang dijuluki Analaturua (dua bersaudara) yang kini memiliki turunan bermarga Saimima dan Patty atau Pattisahusiwa.

Menjadi Perhatian
Kembali ke makam tua bernisan empat. Makam berukuran 1,5 X 1 meter itu, berada sekitar 40 meter dari bibir pantai. Di lokasi itu terdapat ratusan makam tua dan juga makam baru. Namun dari sekian banyak makam-makam tua yang, sebagian besarnya tidak memiliki bentuk layaknya makam lagi, karena selain usianya yang tua dan tidak terurus, juga kawasan tersebut tertutup semak belukar yang meninggi melampawi makam-makam itu
Warga sekitar menyakini masih banyak terdapat peninggalan bersejarah belum terungkap hingga kini, karena sudah tak tampak lagi dan hanya berbentuk gundukan tanah. Saat ditemukan hingga kini tempat itu menjadi ramai dikunjungi warga setempat bahkan warga pendatang, yang ingin berziarah menyaksikan keanehan dari makam itu. Biasanya warga banyak yang melakukan kunjungan ke makam tersebut pada saat Idul Fitri dan hari-hari besar Islam lainnya, selain masyarakat siri Sori Islam, masyarakat dari daerah lainnya ( luar saparua) juga berbondong-bongdong datang untuk melakukan ziarah ke makam tersebut.
Untuk mengungkap misteri di balik benda bersejarah ini, mungkin hanya bisa dilakukan oleh para ahli Arkeologi untuk mengetahui dengan pasti usia makam misterius tersebut. Namun dari angka yang tertera pada nisan makam tersebut, diperkirakan makam itu usianya lebih tua daripada benteng Drustede peninggalan Bangsa Belanda di kota Saparua, yang berhasil direbut pada Tahun 1817 oleh Kapitan Pattimura serta kapitan-kapitan (panglima perang) lainnya. Selain itu usia makam tersebut juga melebihi masjid Tua Wapauwe yang terletak di Negeri Hila, Kecamatan Leihitu, Maluku Tengah dimana selama ini menjadi simbol masuknya Agama Islam di tanah Maluku

SUMBER
Ivan Tahir Hehanussa,S.Sos Master Direc Vido (Home Video Profesionalizm Indonesia)

Ternyata Moyang Orang Maluku adalah Bangsa Yahudi

Yup, itulah yang dikatakan Rabbi Resley dalam bukunya “Pintu Gerbang Emas Israel Yang Tertinggal di Indonesia”. 
Terungkapnya keberadaan orang Israel di Maluku ini dimulai dari penelitian penulis mengenai asal-usul nenek moyang penulis sendiri, yaitu penduduk awal (mula-mula) Pulau S’rua yang adalah pulau ketiga dari Kepulauan Teon, Nila, S’rua (TNS). Namun ternyata penelitian ini meluas ke kebudayaan Maluku secara keseluruhan.
Menurut Resley, bila selama ini umat Kristiani Maluku menyebut diri mereka dengan sebutan Israel tanpa rasa takut, menggunakan simbol-simbol Israel, dan cenderung bertingkah laku seperti orang Israel, dan membela Israel mati-matian; hal tsb bukanlah sekedar fanatisme iman mereka semata, namun juga timbul karena dorongan dari dalam hati mereka. Hal ini disebabkan karena berdasarkan hasil penelitiannya cukup banyak ditemukan persamaan antara bahasa, adat-istiadat (kebudayaan), serta peninggalan orang Maluku yang memiliki kemiripan dengan suku bangsa Yahudi. Dengan kata lain, nenek moyang orang Maluku adalah bangsa Yahudi.
Resley mengatakan bahwa jauh hari sebelum bangsa Arab dan bangsa Eropa mengenal Maluku (Arab tiba pertengahan abad ke-14, Portugis tiba awal abad ke-15) telah ada bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengenal Maluku, termasuk bangsa China.
Orang Israel (Ibrani) masuk ke Maluku melalui India dan China. Karena pada tahun 605 SM dari Kerajaan Yehuda (Kerajaan Selatan) ditaklukkan dan diangkut ke pembuangan di daerah Media dan Persia (Iraq dan Iran). Saat Kerajaan Persia berkuasa, kekuasaannya meliputi Etiopia (Afrika) sampai ke India. Bahkan sejak tahun 722 SM, Kerajaan Israel (Kerajaan Utara) yang terdiri dari 10 suku telah lebih dahulu diangkut oleh bangsa Asyur, kemudian diserakkan di berbagai bangsa di daerah kekuasaan Asyur dan saat bangsa Romawi menjajah Palestina dan Asia Tengah sejak tahun 63 SM sampai munculnya agama Kristen pada abad 1 M, ketika itu jalan-jalan raya dibangun, sehingga memungkinkan bagi seseorang untuk mencapai seluruh bagian kerajaan ini dengan mudah. Orang Israel tersebar hampir di semua kota di dalam wilayah kekaisaran Romawi sebagai pedagang (Pengantar PB hal. 4-5) dan pada saat ini terjadi hubungan dagang yang sangat baik antara dunia barat (Kerajaan Roma) dengan dunia timur (Kerajaan China).

Pada saat menjadi bagian dari kekaisaran Roma inilah para pedagang bangsa Ibrani tiba di Maluku bersama mitra dagang kerajaan Roma yaitu para pedagang bangsa China. Salah satu bukti kuat bahwa pada abad ke-1 M rempah-rempah dari Maluku pernah dijual di Yerusalem, adalah karena pada tahun 33 M, beberapa orang wanita Yahudi yaitu: Maria Magdalena dan teman-temannya membeli rempah-rempah di pasar Yerusalem untuk mengawetkan jenazah Yesus (Markus 16:1).

Peluang lain orang Israel tiba di Maluku adalah pedagang-pedagang Israel datang sendiri ke Maluku setelah mengetahui jalan ke Maluku dari para pedagang bangsa China.

Dalam buku Sejarah Maluku hal. 19 dikatakan bahwa kata Maluku berasal dari kata “Maloko” yang merupakan sebutan gelar bagi Kalano (kepala daerah) . Nah, kata “Maloko” ini menurut Resley berasal dari bahasa Ibrani. Sebutan bagi raja dalam bahasa Ibrani adalah “Melek” atau “Melekh”. Bentuk yang lebih kuno adalah “Maliki” (EKAMK II hal. 292), sehingga dalam Tambo Dinasti Tang di China (618-906) “Maluku” tercatat sebagai “Miliku”, yaitu suatu daerah yang dipakai sebagai patokan penentuan arah ke kerajaan “Holing” (Kalingga) yang ada di sebelah barat.

Kata lain yang mirip dengan Maloko adalah “Molokh” yaitu ilah yang disembah bani Amon. Bentuk Ibrani nama ini ialah “Molek”. Dalam kitab suci Perjanjian Lama, Molek umumnya memiliki kata sandang (Imamat 18:21; 20:2-5, 2 Raja-raja 23:10, Yeremia 32:35). Kata “Molokh” pada ayat-ayat tsb menyiratkan bahwa kata itu mungkin merupakan kata umum bagi orang yang memerintah (EKAMK II hal. 93). Dengan demikian, maka gelar Maloko yang dikenakan bagi seorang Kalano adalah berasal dari budaya dan bahasa Ibrani. Dan kata Molekh (Moloch) dalam bahasa Ibrani artinya raja. Maloko kemudian disebut Maluku (Molokhus). Dan memang kepulauan Maluku artinya kepulauan raja-raja.

Selain itu menurut Resley, kata “Alifuru” yang merupakan sebutan bagi orang yang pertama kali mendiami Maluku bukan berasal dari bahasa Arab (Alif). Sebab jauh hari sebelum pengaruh Arab (Islam) masuk ke Maluku pada pertengahan abad ke XIV, sudah ada bangsa yang mendiami kepulauan Maluku yang penyebarannya dimulai dari Nusa Ina dan Halmahera yang mana disebut oleh antropolog AH. Keane, FJP. Sachese dan OD. Tauren dengan sebutan suku bangsa “Alfuros”.

Kata Alfuros ini sangatlah tidak mungkin diambil dari kata Alifuru, sekalipun kata ini menunjuk pada pengertian manusia mula-mula. Sebab bila kata Alifuru ini dikaitkan dengan kata Maloko, Baeleu, dan Seniri, serta budaya kepala suku, yaitu Alluf, maka sangatlah tidak cocok.

Kata Alif muncul setelah masuknya bangsa Arab ke Maluku. Tetapi sebelum itu, kata Alfuros ini menunjuk kepada nama suku bangsa yang telah ditemukan oleh para ahli, yaitu “ALUNE” yang ada baik di Nusa Ina (Seram) dan Halmahera yang memiliki budaya atau system pemerintahan “ALLUF” yaitu: kepemimpinan berada di tangan “kepala kaum/kepala suku”. Budaya ini mula-mula diterapkan oleh bangsa “Edom”: yaitu keturunan Esau, saudara Yakub (Israel) anak Ishak, di Maluku disebut mata rumah (kepala kaum), kepala Soa dan kepala suku.

Alluf dalam pengertian Ibrani adalah:

- Panglima, pemimpin (Kamus Singkat Ibrani-Indonesia hal. 11)

- Kepala-kepala kaum di Edom yang di kemudian hari disebut “Raja” (Kejadian 36:19, 31)

Pada bagian akhir dari bukunya, Resley mengatakan bahwa mayoritas orang Maluku adalah merupakan keturunan dari suku Gad, yaitu suku Israel yang telah disangka hilang dan tak dapat ditemukan lagi. Inilah satu-satunya suku yang tidak memiliki perwakilan di Israel saat ini. Terbukanya pintu gerbang emas (golden gate) serta terpenuhinya nubuat kedatangan Kristus yang kedua kalinya untuk memerintah dunia dari Yerusalem hanya terpenuhi jika kedua belas suku telah berkumpul di tanah Zion (Israel), yang mana termasuk di dalamnya adalah suku Gad, yang pada akhirnya diistilahkan Resley dengan sebutan Yahudi Alfuros.

Sumber:
Rabbi Resley, 2011, Pintu Gerbang Emas Israel Yang Tertinggal di Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Solomon.

SEPAK BOLA DI TANAH PAPUA


Sepak Bola merupakan olahraga baru bagi Bangsa Papua yang diperkenalkan oleh para Zendeling lewat sekolah peradaban. Sejak tahun 1917 dibuka Sekolah oleh zending di Kwawi, Joka 1946 dan ODO di Serui 1948 anak-anak pribumi terus di didik agar menjadi generasi yang berguna bagi kampong halamannya. Pada tahun 1925 DS Izaak Samuel Kijne yang dikenal sebagai Rasul Bangsa Papua mengajar dan mendidik anak-anak pribumi yang diseleksi dari dari kampung-kampung untuk di sekolahkan menjadi guru di Miei Teluk Wondama. Dalam pendidikan guru inilah embrio sepak bola modern lahir, dan salah satu putra Papua pertama yang tercatat sebagai penjaga gawang adalah Guru Gustaf Adolf Lanta. Miei inilah tempat yang menjadi pusat sepak bola modern. Setelah tamat guru-guru kembali ke Kampung halaman dan tempat tugas diseluruh Tanah Papua, bola kaki salah satu olah raga yang diperkenalkan. Selama pemerintahan Belanda, sepak bola hanya bermain di tingkat lokal, khususnya di dan sekitar ibukota Hollandia, didirikan pada tahun 1910 dan saat ini (sejak perayaan ulang tahun keseratus pada tahun 2010) resmi disebut Pelabuhan Numbay setelah nama perubahan sementara untuk Sukarnopura (1963-1968) dan Jayapura (1968-2010, nama ini masih banyak digunakan). Hollandia adalah rumah bagi dua asosiasi sepak bola, mengatur kompetisi mereka sendiri, yaitu VHO (Voetbalbond Hollandia en Omstreken, didirikan pada tahun 1950), yang pada awalnya dibatasi untuk orang Eropa dan keturunan mereka, dan VBH (Voetbal Obligasi Hollandia, didirikan pada tahun 1949), di mana penduduk setempat memiliki tempat (di tahun kemudian, Papua juga memperoleh akses ke VHO). Sejak musim 1959, top-3 dari kedua federasi bermain off untuk judul kota, sampai dua federasi bergabung untuk membentuk tingkat atas terpadu (EDH, Ere Divisie Hollandia) di musim 1962.

VOETBAL BOND HOLLANDIA (VBH)
Sejak tanggal 20 bulan Mei tahun 1956 di Hollandia-Nieuw Guinea (Kini Jayapura Papua) telah terbentuk club sepak bola yang VBH yadng terselenggara secara baik oleh pengurus, maka terjaringlah pemain-pemain bertalenta dari beberapa club sepak bola di Hollandia saat itu, antara lain : Mr.Karel Pahalerang (C) dari Club Ajapo I Sentani; Mr.Lamberth Rumbiak, dari Club DVG (: Dienst van Gezondheidzorg (Dinas Kesehatan Hollandia);Mr Theo Daat dari Club MVV/PMS (Missie Voetbal Vereniging) Perhipunan Kesebelasan Misi Katolik; Mr.Zadrak Rumayom dari Club DVG (: Dienst van Gezondheidzorg (Dinas Kesehatan Hollandia); Darius Sokoy dari Club Hobong Sentani; Mr.Zakeus Dwaa dari Club Pelikan (PMS & ST) Kotaraja; Mr.Christian Suamburaro dari Club DVG (: Dienst van Gezondheidzorg (Dinas Kesehatan Hollandia); Mr.Dominggus Waweyai dari Club MVV/PMS (Missie Voetbal Vereniging) Perhipunan Kesebelasan Misi Katolik; Mr.Benyamin Yocku, dari Club Pelikan (PMS & ST) Kotaraja; Mr.Jesaya Mandowen, dari Club Perhubungan Sentani: Mr.Ayub Awi dari Club LON (Latihan Olahraga Nafri); Mr.Jaconias Deda dari Club Ajapo I Sentani; Mr.Lewi Felle dari Club Yobe Sentani dan Mr.Stevanus Epaa dari Club Ajapo I Sentani. Setiap tahun manajemen VBH  kompetisi secara professional di Stadion Sepak Bola Emereuw AB Nibi atau Ratu Juliana di Hollandia-Binnen (Kini Lapangan Trikora Abepura) oleh pengurus dengan disiplin, teliti dan tegas. Manajemen VBH pada saat itu, antara lain : Mr. S.A Abbas, Mr.Stobbe, Mr.Markus W. Kasiepo, Mr.Lodwijk Ajamiseba, Mr.Prins, Mr.Jan P. Wali Kalembulu, Mr.Wellem Inuri, Mr.Uria Olua, Mr.Derek Mauri, Mr. A.Rumpaisum dan Mr.Silas Mofu.

Kesebelasan Liga VBH
Liga VBH 1950-an dan awal 1960-an mencakup beberapa kesebelasan di Hollandia dan sekitarnya. 
Pertama, KSM: Kami Suku Mebri (dari Sentani), Hollandia. Kedua, LOS: Latihan Olahraga Sentani, Hollandia. Ketiga, LON: Latihan Olahraga Nafri, Hollandia. Keempat, SPS: Serikat Pemuda Supiori (pemainnya perantau dari pulau Supiori di Biak, tinggal di Hollandia). Kelima, DVG . Keenam, Juliana: Kesebelasan OSIBA (Opleiding School voor Inheemse Bestuurs Ambtenaren: Sekolah Pamong Praja untuk Orang Pribumi) di Hollandia Binnen. (Juliana adalah nama Ratu Belanda yang memerintah pada zaman NNG dan sesudahnya. Gedung OSIBA kemudian dipakai menjadi suatu bagian dari Universitas Negeri Cenderawasih, Jayapura.)
Sejak terbentuknya VBH, manajemen telah memprogramkan Tour Eropa. Pada tahun 1961 sampai 1962 Voetbal Bond Hollandia (VBH) dinyatakan masuk Group Sepak Bola Kawasan Pasifik. Pada tahun 1960 Voetbal Bond Hollandia (VBH) bertanding lawan Team Sepak Bola Papua New Guinea (PNG) yang datang ke Hollandia dalam rangka persiapan “Pasifik Games” di Suva Fiji. Dalam pertandiangan tersebut dimenangkan oleh VBH dengan skor telak 6 – 1. Kekalahan ini kemudian membuat Team Sepak Bola PNG yang merasa tidak puas dengan mengundang VBH untuk bertanding di Port Moresby dalam rangka mempringati 70 tahun Pemerintahan Australia di Papua New Guinea. Dalam pertandingan balasan ke PNG pun kembali lagi Voetbal Bond Hollandia menang dengan skors 3 – 1. Perkembangan Club VBH pada saat itu disebut Club terkuat dan disegani dikawasan Pasifik, ucap Mr.Abbas yang berdarah Yahudi. Terjadwal sebagai rencana dan ujicoba bertanding ke Suva-Fiji, kemudian ke Eropa dalam rangkaian mengikuti “Turnamen Piala Eropa tahun 1964”. Bila sukses di Eropa maka VBH mentargetkan mengikuti Sepak Bola Piala Dunia, demikian ucapan Mr.Abbas yang memotivasi para pemain saat itu dengan kaptennya Mr.Karel Pehelerang. Dalam persiapan menghadapi Pasifik Games tahun 1963 di Suva-Fiji, manajemen VBH datangkan Komisi Teknik Sepak Bola Ajax Amsterdam Belanda di Hollandia Nieuw Guinea untuk melihat langsung kemampuan pemain secara individu maupun team. Komisi Teknik Ajax Asterdam Belanda menilai bahwa Voetbal Bond Hollandia (VBH) memiliki kemampuan pemain yang sangat bagus dan dari hasil pengamatan tersebut oleh beberapa club Sepak bola di Belanda dengan mengajukan permintaan ke  manajemen VBH untuk mengkotrakan beberapa pemain, yakni Mr.Karel Pehelerang dan Mr.Theo Daat ke Club Ajax Asterdam dan Dominggus Waweyai ke Club PSV Eindhoven ke Negeri Belanda, namun karena situasi politik pada saat itu. Manajemen VBH (Mr.Abbas) mendapat kabar bahwa semua rencana gagal karena suhu politik Belanda dan Indonesia semaking panas dan menegangkan karena masalah “Tanah Nieuw Guinea” (West Papua) yang oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa lewat United Nations Temporary Exsecutive Authority (UNTEA). Berita ini sangat memilukan manajemen dan pengurus Voetbal Bond Hollandia (VBH) terutama hati para pemain demikian ucapan captain Mr.Karel Pehelerang. Sekilas kenangan VBH masa lalu zaman Belanda sejak terbentuknya 20 Mei 1956. Mengenang Voetbal Bond Hollandia masa lampau berarti mengabdi Persipura masa depan. “Wie is dat en Waar si het”?
Dari uraian diatas inilah kiranya dapat menjadi masukan kepada semua pihak yang mencintai PERSIPURA sebagai pemersatu dan perekat yang hakiki. Sebagaimana yang di katakana Bapak Ketua Umum Persipura Jayapura dapat di benarkan dengan memakai nama dari Kota Baru berubah menjadi Soekarnopura dan terus mengalami perubahan nama pada bulan Oktober tahun 1965 menjadi Jayapura sehingga disingkat PERSIPURA (Persatuan Sepak Bola Indonesia Jayapura). Apa yang dikatakan oleh Ketua Umum dibenarkan oleh mantan kaptein Voetbal Bond Hollandia alma,rhum Karel Pehelerang. Begitupun yang dikemukakan oleh Bapak Gasper Sibi dan Bapak Pdt Mesak Koibur yang disebutkan dalam rapat tanggal 25 Mei 1965 di Mess GKI di Tanah Papua APO Jayapura. Kepada semua pihak diharapkan dapat duduk bersama dalam sebuah diskusi atau seminar untuk menyatukan persepsi.
(Disarikan oleh : Hanggua Rudi Mebri - Ketua Dewan Pemuda Adat Port Numbay)

Senin, 29 April 2013

ASTAGA....!!! ISTRI ARIFIN TAPI OYIHOE TERNYATA BERMASALAH KASUS PROYEK PERIKANAN SBB

YA Ampun...!!! ternyata Pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Maluku 2013-2018 Jacobus Puttileihalat-Arifin Tapi Oyihoe (BOBARA) tidak layak untuk dipilih menjadi Pemimpin Maluku. Kalau Calon Gubernur Jacobis Puttileihalat adalah Pemimpin yang punya Hobbi Selingkuh dan Main Perempuan serta telantarkan istri dan kedua anaknya, kini calon wakilnya Arifin Tapi Oyihoe lebih parah lagi. Diketahui ternyata istri Arifin Tapi Oyihoe adalah seorang bekas kontraktor yang bermasalah pada Kasus Proyek Perikanan di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).
Menurut cacatan yang berhasil dihimpun, sebagai seorang ibu rumah tangga, Istri Arifin Tapi Oyihoe dikasih proyek oleh Jacobis Puttileihalat, namun proyek tersebut hancur dan membuat istri Arifin Tapi Oyihoe harus berurusan dengan penegak hukum. Kedekatan Arifin Tapi Oyihoe dengan Jacobis Puttileihalat memang terbilang dekat. Menurut sumber, Arifin Tapi Oyihoe adalah kakak piara dari Jacobis Puttileihalat yang selama ini hidup bersama dan difasilitasi oleh Puttileihalat. Jadi tidaklah heran jika istri Arifin Tapi Oyihoe diberi proyek oleh Puttileihalat karena Arifin Tapi Oyihoe dan keluarganya bukan orang lain bagi Puttileihalat.
Hubungan kekerabatan antara Jacobis Puttileihalat dan Arifin Tapi Oyihoe akhirnya membawa mereka berdua pula sebagai pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur. Mungkin di Indonesia baru pertama kali ada pasangan calon kepala daerah yang hidup serumah dan punya hubungan kerabat hanya terjadi pada pasangan BOBARA, yakni Jacobis Puttileihalat dan Arifin Tapi Oyihoe.
Lantas setelah public Maluku mengetahui rekam jejak pasangan ini, tentunya mustahil untuk keduanya (Jacobis Puttileihalat dan Arifin Tapi Oyihoe) bisa mendapat dukungan masyarakat Maluku pada Pemilukada 11 Juni 2013 mendatang. Pasalnya, Puttileihalat dan Arifin Tapi Oyihoe adalah pasangan yang benar-benar sangat memalukan dengan rekam jejak mereka berdua yang terbilang buruk
Puttileihalat sendiri adalah seorang suami yang berhati binatang yang tega menelantarkan istri dan kedua anaknya jelang 6 tahun ini. Puttileihalat juga dikenal sebagai seorang yang miliki hobbi main perempuan dan suka berselingkuh. Jika ditambah dengan kasus yang menimpa istri Arifin Tapi Oyihoe, maka genaplah sudah, kedua pasangan ini adalah pasangan kepala daerah yang terburuk yang  pernah ikuti pesta demokrasi di bumi seribu pulau. (berbagai sumber)

Jumat, 26 April 2013

Jacobis Puttileihalat, Sosok Pemimpin “Gadungan”


"Seorang pemimpin perlu diperhatikan kehidupannya. Apakah dia mampu memimpin keluarganya, karena itu akan menunjukkan kemampuannya memimpin komunitas yang lebih besar (Rakyat Maluku). Selain mampu memimpin keluarga, pemimpin juga harus mampu memimpin diri sendiri. Mampu memimpin diri sendiri dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Kalau diri sendiri tidak bisa dikendalikan, bagaimanakah orang tersebut bisa memimpin Maluku ? Pemimpin seperti ini layak disebut "Pemimpin Gadungan"

Jacobis Puttileihalat - Cagub Maluku


PEMILUKADA Maluku 2013 semakin dekat. Lima pasangan calon sudah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Maluku yakni, Abdullah Tuasikal-Hendrik Lewerissa yang diusung oleh enam partai politik, diantaranya Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Gerindra (Gerakan Indonesia Raya), dan Partai Kebangkitan Bangsa. Jacobus Puttileihalat-Arifin Tapi Oyihoe yang diusung oleh tujuh partai politik, diantaranya Partai Demokrat, Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia, dan Partai Penegak Demokrasi Indonesia. Abdullah Vanath-Marthin Jonas Maspaitella yang diusung oleh 14 partai politik, diantaranya Partai Patriot, Partai Peduli Rakyat Nasional, dan Partai Buruh. Herman Koedoeboen-Daud Sangadji yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Dan yang terakhir adalah Said Assagaff-Zeth Sahuburua yang diusung oleh enam partai politik, diantaranya Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Damai Sejahtera.
Pemilukada, adalah sebuah kata yang dekat sekali dengan bangsa ini pada hari-hari ini. Semua media massa memberikan infomasi terbaru tentang pilkada dari semua daerah untuk pelaksaan pemilihan kepala daerah. Maluku, juga sedang mempersiapkan segala sesuatunya agar pelaksanaan pilkada bisa berlangsung dengan sukses, juga sangat seru dan panas-panasnya dalam pembahasan pilkada dan terlebih membahas calon gubernur dan calon wakil gubernur yang akan dipilih pada pilkada nanti.
Saya sangat tertarik dengan pembahasan pilkada Maluku ini. Saya hanya sekedar mengamati dan bingung dengan beberapa posting email yang mengajak saya berfikir pemimpin seperti apakah yang terbaik untuk masyarakat Maluku, yang segelintir menggambarkan siapa dirinya. Apakah kelima pasangan (TULUS, BOB ARIF, DAMAI, MANDAT, SETIA) ini, mewakili gambaran masyarakat Maluku, atau kebanyakan mewakili golongan elite intelektual dari masyarakat Maluku itu sendiri, menjadi pertanyaan bagi saya. Pemimpin seperti apakah yang tepat untuk memimpin Maluku, yang sebagian karakter masyarakatnya nyata? Pemimpin seperti apakah yang akan mengubah wajah Maluku, sehingga Maluku yang sudah mulai tertinggal bisa menjadi Maluku yang maju lagi?
Jeffry Wofford mengatakan, banyak pemimpin yang duduk diposisi pemimpin tapi tidak tahu bagaimana harus memimpin. Ada pemimpin tapi tidak ada kepemimpinan demikian kata Eka Darmaputra
Berada dipuncak pimpinan, mungkin terlihat suatu yang membanggakan dan sangat menggiurkan untuk menjadi orang nomor satu. Tapi apakah sesuatu yang membanggakan seperti itu harus dikejar dengan semua usaha yang menggunakan otak untuk membangun proses dan menciptakan kesempatan untuk membawa diri kepuncak pimpinan? Kepemimpinan yang dimulai dengan kepala menurut saya hanyalah seorang pemimpin gadungan. Ketika kekuasaan dan kekuatan uang memasuki pikiran, kedua hal itulah yang diandalkan untuk membawa diri menjadi seorang pemimpin. Dan akhirnya memimpin karena posisinya bukan karena kemampuan dirinya untuk memimpin.
Kepemimpinan sangat erat dengan pengaruh. Pengaruh yang positif sehingga anak buah (masyarakat) mengikuti dan mau dipimpin. Tapi seorang pemimpin gadungan akan mengandalkan uang dan membayar orang supaya mengikutinya. Pemimpin gadungan menggunakan kekuasaannya untuk menekan orang lain supaya mengikutinya. Semua orang yang berada dibawah pemimpin seperti ini akan tertekan dan hilang kreatifitasnya
Pemimpin harus memiliki integritas. Integritas adalah suatu prinsip yang didasarkan atas karakter, etika, agama, moral yang baik yang menyatakan siapa dia. Karena dia akan menyelaraskan itu melalui cara berpikir, berbicara, bersikap, bertindak dan mengambil keputusan (konsisten). Seseorang yang punya integritas memiliki kehidupan yang terintegrasi.
Seorang pemimpin perlu diperhatikan kehidupannya. Apakah dia mampu memimpin keluarganya, karena itu akan menunjukkan kemampuannya memimpin komunitas yang lebih besar. Kita sudah memiliki pemimpin sebelumnya untuk dievaluasi, bagaimana dia memimpin keluarga. Pertanyaan yang bisa kita pikirkan berhasilkah kepemimpinannya akan Maluku?
Selain mampu memimpin keluarga, pemimpin juga harus mampu memimpin diri sendiri. Mampu memimpin diri sendiri dalam memberi pendapat dengan sopan dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Kalau diri sendiri tidak bisa dikendalikan, bagaimanakah orang tersebut bisa memimpin satu daerah? Kaisar Nero membakar kota Roma adalah contoh yang diakibatkan pemimpin yang tidak mampu menguasai diri. Hutan di Maluku semakin gundul dan tanah pertanian semakin gersang akan terjadi apabila kita memiliki pemimpin yang tidak mampu memimpin diri sendiri.
Pemimpin yang berintegritas sangat diperlukan karena dia merupakan pribadi yang bisa dipercaya. Sehingga Visinya untuk Maluku bukan sesuatu mimpi saja, tetapi menjadi visi semua masyarakat Maluku dan bersama-sama kita akan meraih visi itu dibawah kepemimpinannya. Kualitas penting yang perlu diperhatikan pada setiap calon pemimpin adalah, pengaruh, karakter, keahliannya tentang manusia khususnya orang Maluku, semangatnya untuk Maluku, dan kecerdasan. Kecerdasan yang dimaksud adalah kecerdasan mental yang diperlukan untuk memproses banyak informasi, menyaringnya, mempertimbangkan semua pilihan, dan membuat keputusan yang benar.
Kalau seorang pemimpin hanya menggunakan otaknya untuk menjadi pemimpin di Maluku, maka masih banyak yang perlu dibenahi dan di proses untuk membentuk pribadi yang mampu menjadi pemimpin di Maluku.
Sebagai manusia, seharusnya kita tidak boleh cuek dengan situasi yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Kita harus mengambil sikap dan sekalipun seakan kita tidak memiliki pengaruh dalam pemilihan kepala daerah. Kita memiliki keluarga, mama, mami, bibi, bengkila di Maluku, yang mungkin tidak mengerti dengan semua pemilihan kepala daerah. Mereka hanya tahu bahwa akan dipilih kepala daerah, dan mengharapkan sesuatu yang lebih baik akan terjadi. Keluarga kita yang di kampung, mungkin tidak bisa memahami dan mengkaji calon pemimpin yang ada yang bisa mereka pilih. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk kebaikan Maluku. Kita perlu mengenali calon pemimpin dan memberi penilaian apakah dia mampu memimpin Maluku atau tidak. Kalau kemampuan calon pemimpin dalam memimpin Maluku perlu dipertanyakan, sebagai masyaraka Maluku kita perlu mengambil sikap supaya hal yang lebih buruk dari sebelumnya tidak terjadi lagi atas Maluku.
Saya tidak tahu apa yang bisa dilakukan mencegah semua hal-hal yang akan semakin memperburuk keadaan Maluku selain munculnya seorang pemimpin yang memiliki kualitas kepemimpinan. Kita masih memiliki waktu untuk mencegah semua yang buruk yang bisa dihasilkan karena pemimpin gadungan yang akan menuju puncak pimpinan. Seseorang yang memimpin karena posisinya, bukan karena kepribadian dan kemampuannya untuk memimpin.
Saya pikir dipuncak itu tidak menyenangkan, karena sendirian. Kepemimpinan yang dimulai dengan hati untuk kebaikan dan kemajuan Maluku akan lebih berpengaruh. Karena segala sesuatu yang dilakukan dengan hati yang tulus akan menyentuh hati. (berbagai sumber)