- Ada Upaya Matikan Kader Golkar Asal Maluku Tenggara Raya
- Setelah Latumahina, Kini Giliran Rahakbauw-Laipenny Jadi Korban Sahuburua
- Instruksi Aburizal Bakrie Juga Ditantang Sahuburua
AMBON - Bukan
Zeth Sahuburua namanya kalo tak ada yang menjadi korban ditangannya (Sahuburua)
ketika ingin meraih apa yang menjadi target Sahuburua. Politisi senior sekelas
Freddy Latumahina saja dihancurkan 3 kali secara telak oleh Sahuburua, dan kini
dua politisi Golkar asal Maluku Tenggara Raya yakni Richard Rahakbauw dan
Arnolis Laipeny giliran menjadi sasaran mematikan dari manuver politik
Sahuburua, yang mendepak keduanya (Rahakbauw-Laipenny) dari Daftar Caleg
Sementara (DCS) Partai Golkar Maluku.
Sahuburua sebagai Ketua DPD Partai Golkar Maluku menjadi actor utama
tidak terakomodirnya Rahakbauw-Laipenny dalam DCS sesuai dengan Keputusan DPP
Partai Golkar yang ditandatangani langsung oleh Ketua Umum DPP Golkar Aburizal
Bakri dan Sekjennya Idrus Marhan.
Menurut penjelasan sejumlah pihak, tidak masuknya Rahakbauw-Laipenny dalam DCS dilatarbelakangi dendam Sahuburua
pasca proses rekomendasi Calon Gubernur. Namun ada yang menyebutkan, justru
tercium pula ada upaya pembunuhan karir politik sejumlah kader asalah Maluku
Tenggara Raya dimana Rahakbauw-Laipenny adalah Anggota DPRD Maluku dari Dapil
Maluku Tenggara dan Maluku Tenggara Barat/Maluku Barat Daya.
Sekilas tentang sepak terjang Sahuburua di kancah perpolitikan Maluku,
Sahuburua adalah politisi senior Partai Golkar yang sudah dua kali menjabat
sebagai Ketua DPD Partai Golkar Maluku. Karirnya di DPRD Maluku juga
menghantarnya sebagai Ketua DPRD Maluku. Namun, pada proses pemilihan Gubernur
periode 2003 silam, Sahuburua harus kandas setelah dikalahkan oleh Karel Albert
Ralahalu kala itu. Menuju pemelihan Gubernur 2003 itulah, nama Freddy
Latumahina menjadi korban kelicikan Sahuburua untuk mendapat rekomendasi Partai
Golkar.
Tidak sampai disitu, pada pemilihan Gubernur 2013 ini, Sahuburua kembali
mengkanvaskan Latumahina dengan mengantongi rekomendasi partai Golkar untuk
berpasangan dengan Said ASsagaff. Sahuburua yang sebelumnya tidak mendaftarkan
diri sebagai bakal calon gubernur maupun calon wakil gubernur ternyata malah
mendapat restu dari DPP untuk berpasangan dengan Said Assagaff.
Itulah Sahuburua, segala keinginannya pasti akan dilakukan walaupun
dengan membunuh karir dan langkah sesama temannya di Partai Golkar. Khusus untuk
Rahakbauw dan Laipeny yang tidak diakomodir di DCS, Sahuburua bersandiwara dan
terkesan berbohong bahwa dicoretnya Rahakbauw-Laipenny dari DCS adalah ulah
dari DPP. Padahal Aburizal Bakrie (ARB) selaku Ketua Umum sudah instruksikan
untuk masukan nama Rahakbauw-Laipenny. Rahakbauw sendiri diplot untuk masuk
daftar caleg dari Dapil VI (kota ambon), sementara Laipenny tetap di dapil
asalnya MTB dan MBD.
UPAYA MEMBUNUH KARIR KADER ASAL
MALUKU TENGGARA RAYA
Banyak yang bertanya entah dendam apa hingga Sahuburua dengan sadisnya
mencoret Rahakbauw-Laipenny dari DCS. Bahkan instruksi ARB pun tidak diindahkan
Sahuburua. Dalam sebuah diskusi lepas dengan beberapa kader Golkar Maluku
diketahui, Sahuburua sengaja mencoret Rahakbauw-Laipenny dari DCS sebagai
bentuk diskriminasi terhadap kader-kader asal Maluku Tenggara Raya. Sahuburua sepertinya
tidak ingin kader golkar asal Maluku Tenggara Raya mendapat peran di Partai
Golkar, apalagi Rahakbauw-Laipenny adalah dua dari sejumlah kader terbaik
Partai Golkar Maluku asal Maluku Tenggara Raya yang telah menunjukan kapasitas
dan loyalitas mereka sebagai wakil rakyat.
Richard Rahakbauw (Kemeja Biru) sementara melampiaskan kekesalannya |
Dalam pertemuan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Maluku
Zeth Sahuburua dan Ketua Fraksi Partai Golkar Richard Rahakbauw di lobi Hotel
Swissbell, Senin (20/5/2013) siang, Rahakbauw menuding Sahuburua adalah “Seorang
Pembohong” karena sengaja mencuci tangan dengan menyebutkan DPP yang menjadi
biang kerok dicoretnya Rahakbauw-Laipenny dari DCS.
Sekarang semakin jelas, Sahuburua adalah seorang politisi berdarah dingin
yang tidak segan-segan membunuh siapa saja yang mencoba menghalangi niatnya
(Sahuburua). Tentu saja sikap Sahuburua ini akan menjadi boomerang bagi dirinya
dan Assagaff dalam Pemilukada Maluku yang akan dihelat pada 11 Juni mendatang. Apalagi
kelakuan buruk Sahuburua ini tidak bedanya dengan perilaku Assagaff yang juga
sering menghalalkan apa saja untuk memuluskan keinginan Assagaff.
Andaikan
Assagaff-Sahuburua terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku
2013-2018, Maluku akan dipimpin oleh dua pemimpin berdarah dingin yang akan
memimpin dengan sikap otoriter mereka. Untuk itu diharapkan agar masyarakat
Maluku jangan memilih pasangan Assagaff-Sahuburua (SETIA) pada 11 Juni 2013
mendatang. (berbagai sumber)