"Seorang pemimpin perlu diperhatikan kehidupannya. Apakah
dia mampu memimpin keluarganya, karena itu akan menunjukkan kemampuannya
memimpin komunitas yang lebih besar (Rakyat Maluku). Selain mampu memimpin keluarga, pemimpin juga
harus mampu memimpin diri sendiri. Mampu memimpin diri sendiri dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Kalau diri
sendiri tidak bisa dikendalikan, bagaimanakah orang tersebut bisa memimpin Maluku ? Pemimpin seperti ini layak disebut "Pemimpin Gadungan"
Jacobis Puttileihalat - Cagub Maluku |
PEMILUKADA Maluku 2013
semakin dekat. Lima pasangan calon sudah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum
Daerah (KPUD) Maluku yakni, Abdullah Tuasikal-Hendrik
Lewerissa yang diusung oleh enam partai politik, diantaranya Partai Hati Nurani
Rakyat (Hanura), Partai Gerindra (Gerakan Indonesia Raya), dan Partai
Kebangkitan Bangsa. Jacobus Puttileihalat-Arifin Tapi Oyihoe yang diusung oleh
tujuh partai politik, diantaranya Partai Demokrat, Partai Nasional Benteng
Kerakyatan Indonesia, dan Partai Penegak Demokrasi Indonesia. Abdullah
Vanath-Marthin Jonas Maspaitella yang diusung oleh 14 partai politik,
diantaranya Partai Patriot, Partai Peduli Rakyat Nasional, dan Partai Buruh. Herman
Koedoeboen-Daud Sangadji yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan. Dan yang terakhir adalah Said
Assagaff-Zeth Sahuburua yang diusung oleh enam partai politik, diantaranya
Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Damai Sejahtera.
Pemilukada,
adalah sebuah
kata yang dekat sekali dengan bangsa ini pada hari-hari ini. Semua media massa
memberikan infomasi terbaru tentang pilkada dari semua daerah untuk pelaksaan
pemilihan kepala daerah. Maluku, juga sedang mempersiapkan segala sesuatunya agar
pelaksanaan pilkada bisa berlangsung dengan sukses, juga sangat seru dan
panas-panasnya dalam pembahasan pilkada dan terlebih membahas calon gubernur dan calon wakil gubernur yang akan dipilih pada pilkada nanti.
Saya sangat tertarik dengan pembahasan pilkada Maluku ini. Saya hanya
sekedar mengamati dan bingung dengan beberapa posting email yang mengajak saya
berfikir pemimpin seperti apakah yang terbaik untuk masyarakat Maluku, yang
segelintir menggambarkan siapa dirinya. Apakah kelima pasangan (TULUS, BOB ARIF, DAMAI, MANDAT, SETIA) ini, mewakili gambaran masyarakat Maluku, atau kebanyakan mewakili
golongan elite intelektual dari masyarakat Maluku itu sendiri, menjadi
pertanyaan bagi saya. Pemimpin seperti apakah yang tepat untuk memimpin Maluku,
yang sebagian karakter masyarakatnya nyata? Pemimpin seperti apakah yang akan
mengubah wajah Maluku, sehingga Maluku yang sudah mulai tertinggal bisa menjadi Maluku
yang maju lagi?
Jeffry Wofford mengatakan, banyak pemimpin yang duduk
diposisi pemimpin tapi tidak tahu bagaimana harus memimpin. Ada pemimpin tapi tidak
ada kepemimpinan demikian kata Eka Darmaputra
Berada dipuncak pimpinan, mungkin terlihat suatu yang
membanggakan dan sangat menggiurkan untuk menjadi orang nomor satu. Tapi apakah
sesuatu yang membanggakan seperti itu harus dikejar dengan semua usaha yang
menggunakan otak
untuk membangun proses dan menciptakan kesempatan untuk membawa diri kepuncak
pimpinan? Kepemimpinan yang dimulai dengan kepala menurut saya hanyalah seorang
pemimpin gadungan. Ketika kekuasaan dan kekuatan uang memasuki pikiran, kedua
hal itulah yang diandalkan untuk membawa diri menjadi seorang pemimpin. Dan
akhirnya memimpin karena posisinya bukan karena kemampuan dirinya untuk
memimpin.
Kepemimpinan sangat erat dengan pengaruh. Pengaruh yang
positif sehingga anak buah (masyarakat) mengikuti dan mau dipimpin. Tapi
seorang pemimpin gadungan akan mengandalkan uang dan membayar orang supaya
mengikutinya. Pemimpin gadungan menggunakan kekuasaannya untuk menekan orang
lain supaya mengikutinya. Semua orang yang berada dibawah pemimpin seperti ini
akan tertekan dan hilang kreatifitasnya
Pemimpin harus memiliki integritas. Integritas adalah
suatu prinsip yang didasarkan atas karakter, etika, agama, moral yang baik yang
menyatakan siapa dia. Karena dia akan menyelaraskan itu melalui cara berpikir,
berbicara, bersikap, bertindak dan mengambil keputusan (konsisten). Seseorang
yang punya integritas memiliki kehidupan yang terintegrasi.
Seorang pemimpin perlu diperhatikan kehidupannya. Apakah
dia mampu memimpin keluarganya, karena itu akan menunjukkan kemampuannya
memimpin komunitas yang lebih besar. Kita sudah memiliki pemimpin sebelumnya
untuk dievaluasi, bagaimana dia memimpin keluarga. Pertanyaan yang bisa kita
pikirkan berhasilkah kepemimpinannya akan Maluku?
Selain mampu memimpin keluarga, pemimpin juga harus
mampu memimpin diri sendiri. Mampu memimpin diri sendiri dalam memberi pendapat
dengan sopan dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Kalau diri sendiri tidak
bisa dikendalikan, bagaimanakah orang tersebut bisa memimpin satu daerah?
Kaisar Nero membakar kota Roma adalah contoh yang diakibatkan pemimpin yang
tidak mampu menguasai diri. Hutan di Maluku semakin gundul dan tanah pertanian
semakin gersang akan terjadi apabila kita memiliki pemimpin yang tidak mampu
memimpin diri sendiri.
Pemimpin yang berintegritas sangat diperlukan karena dia
merupakan pribadi yang bisa dipercaya. Sehingga Visinya untuk Maluku bukan
sesuatu mimpi saja, tetapi menjadi visi semua masyarakat Maluku dan
bersama-sama kita akan meraih visi itu dibawah kepemimpinannya. Kualitas
penting yang perlu diperhatikan pada setiap calon pemimpin adalah, pengaruh,
karakter, keahliannya tentang manusia khususnya orang Maluku, semangatnya untuk
Maluku, dan kecerdasan. Kecerdasan yang dimaksud adalah kecerdasan mental yang
diperlukan untuk memproses banyak informasi, menyaringnya, mempertimbangkan
semua pilihan, dan membuat keputusan yang benar.
Kalau seorang pemimpin hanya menggunakan otaknya untuk
menjadi pemimpin di Maluku, maka masih banyak yang perlu dibenahi dan di proses
untuk membentuk pribadi yang mampu menjadi pemimpin di Maluku.
Sebagai manusia, seharusnya kita tidak boleh cuek dengan
situasi yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Kita harus mengambil sikap dan
sekalipun seakan kita tidak memiliki pengaruh dalam pemilihan kepala daerah.
Kita memiliki keluarga, mama, mami, bibi, bengkila di Maluku, yang mungkin
tidak mengerti dengan semua pemilihan kepala daerah. Mereka hanya tahu bahwa
akan dipilih kepala daerah, dan mengharapkan sesuatu yang lebih baik akan
terjadi. Keluarga kita yang di kampung, mungkin tidak bisa memahami dan
mengkaji calon pemimpin yang ada yang bisa mereka pilih. Kita semua memiliki
tanggung jawab untuk kebaikan Maluku. Kita perlu mengenali calon pemimpin dan
memberi penilaian apakah dia mampu memimpin Maluku atau tidak. Kalau kemampuan
calon pemimpin dalam memimpin Maluku perlu dipertanyakan, sebagai masyaraka Maluku kita perlu
mengambil sikap supaya hal yang lebih buruk dari sebelumnya tidak terjadi lagi
atas Maluku.
Saya tidak tahu apa yang bisa dilakukan mencegah semua
hal-hal yang akan semakin memperburuk keadaan Maluku selain munculnya seorang
pemimpin yang memiliki kualitas kepemimpinan. Kita masih memiliki waktu untuk
mencegah semua yang buruk yang bisa dihasilkan karena pemimpin gadungan yang
akan menuju puncak pimpinan. Seseorang yang memimpin karena posisinya, bukan
karena kepribadian dan kemampuannya untuk memimpin.
Saya pikir dipuncak itu tidak menyenangkan, karena
sendirian. Kepemimpinan yang dimulai dengan hati untuk kebaikan dan kemajuan Maluku
akan lebih berpengaruh. Karena segala sesuatu yang dilakukan dengan hati yang
tulus akan menyentuh hati. (berbagai sumber)
Jika dunia ini ingin diubah menuju situasi yang lebih adil maka perbaikan discourse-nya; dan jauhilah praktik-praktik discourteous yang hanya merusak moral masyarakat. Mengapa demikian ? Karena wacana sebagai hasil proses konstruksi realitas itu bukan hanya menghasilkan makna, citra dan mengandung kepentingan, melainkan juga menggerakan .
BalasHapusJika disederhanakan, hanya ada dua cara menggerakan manusia: MATERI dan IMMATERI. Dalam jaman yang serba pamrih sekarang, uang sebagai materi menjadi alat utama menggerakan seseorang atau sekelompok orang. Orang berkata, diabad mutakhir ini, uang memang bukan segalanya, tetapi untuk melakukan dan mendapatkan segalanya mesti dengan uang
Sedangkan dari segi IMMATERI, komunikasi merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi pergerakan manusia. Disadari atau tidak, oleh karena komunikasilah, berupa perintah, manusia mau melakukan ini. Karena komunikasi pula berupa larangan, manusia mau menghentikan ini dan itu.
Jadi manusia mau berbuat kebaikan atau keburukan bergantung kepada isi komunikasi yang ia terima. Jika wacana yang mereka terima mengandung pesan kebaikan-kebaikan niscaya mereka berminat untuk berbuat kebenaran; sebaliknya kalau wacana itu memuat pesan-pesan keburukan tentu mereka akan terpengaruh untuk berbuat kejelekan.