MEMALUKAN, TERNYATA TAMBANG NIKEL SBB DIKUASAI KELUARGA PUTTILEIHALAT

PASAL 33 ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat” ternyata realitasnya membuat jiwa kita geram. Kemakmuran Rakyat semakin menjauh dari jangkauan. Kemakmuran hanya dimiliki oleh para pemilik modal, kaum elitis, kaum borjuasi dan penguasa. Seringkali mereka mengatakan, kami juga bagian dari rakyat Indonesia yang memiliki hak yang sama dijamin konstitusi. Benarkah demikian. Siapa rakyat itu, apakah sekelompok elit 5% penduduk Indonesia yang menguasi kueh pembangunan 80%; dimana 95% penduduk Indonesia memperebutkan 20% kueh pembangunan. Inikah yang di cita-citakan oleh para pejuang kemerdekaan?

Ini adalah sepenggal catatan salah satu politisi kita yang jika kita sandingkan dengan realitas yang sementara terjadi di Tambang Nikel Seram Bagian Barat (SBB) patut dibenarkan. Kekayaan hasil bumi “Saka Mese Nusa” yang seharusnya dikelola dan dinikmati untuk kesejahteraan rakyat SBB, justru didesain dengan rapi untuk kepentingan para penguasa dan kolega saja. Rakyat SBB hanya dijadikan symbol semata, kucuran trilyunan rupian dari investor dikamuflase demi kepentingan pribadi.

Dari sejumlah pemberitaan media massa disebutkan, dalam waktu dekat Nikel SBB akan dieksport sebanyak 50 ribu ton ke Cina dan beberapa Negara lain. Tambang yang dikelola sendiri oleh keluarga Bupati SBB, Jacobis Puttileihalat dibawah bendera PT Manusela Prima Mining, serta PT Seram Jaya Perkasa miliki Robert Taner jelas hanya menguntungkan pihak Puttileihalat dan keluarganya serta pengusaha local yang miliki hubungan pertemanan dekat dengan Calon Gubernur Maluku itu (Puttileihalat).

Data yang dirilis oleh Kementerian ESDM RI menyebutkan, PT Manusela Mining yang tak lain adalah perusahan milik Puttileihalat yang bergerak di eksplorasi tambang nikel SBB memiliki luas wilayah eksplorasi seluas 21.627Ha. sementara untuk PT Seram Jaya Perkasa miliki luas wilayah eksplorasi 24.681Ha. sisanya dikelola PT Nusa Ina Buana dan beberapa perusahan lain.

Jika semua wilayah eksplorasi dikuasi oleh keluarga Bupati Jacobis Puttileihalat dan koleganya, dimana peran rakyat SBB dan apa yang bakal dinikmati dari investasi trilyunan tersebut?. Lagi-lagi Program KEK dimunculkan untuk menarik simpati dan dukungan rakyat SBB untuk menutupi semua kebohongan dan kejahatan yang telah dilakukan Puttileihalat.

TERSIAR KABAR ROBERT TANER KINI DIDEPAK KELUAR

Disaat biji nikel akan dieksport keluar negeri, muncul kabar bahwa Robert Taner selaku pimpinan PT Seram Jaya Perkasa mulai digusur keluar dari tambang nikel. Taner sendiri adalah salah satu pengusaha local yang cukup miliki andil dalam proses awal hingga terjadinya penandatangan kontrak dengan Fujian Pan Cina Mining Co,Ltd di Fujian Cina. Lantas apa alas an Taner didepak keluar ? dari pernyataan salah satu sumber menyebutkan, Keluarga Bupati Puttileihalat kini mulai mengganden pengusaha lain disaat detik-detik terakhir hasil tambang nikel bakal dinikmati. Taner sendiri disebutkan sudah tidak dilibatkan dalam sejumlah kegiatan tambang bahkan dalam proses rencana eksport yang akan dilakukan.

Inilah sikap dan moral Seorang Jacobis Puttileihalat yang juga Ketua DPD Partai Demokrat Maluku. Jangankan soal tambang, istri dan anaknya saja tidak diperdulikan, apalagi hanya seorang Robert Taner ? jika informasi ini benar maka tambang nikel di SBB adalah pertambangan miliki pribadi keluarga Jacobis Puttileihalat, dan rakyat SBB jangan bermimpi untuk bisa menikmati hasil dari tambang tersebut.

MINIM PROGRAM, KEK DIJADIKAN SLOGAN KAMPANYE PILGUB

Kini dengan program KEK, lagi-lagi Puttileihalat mengusungnya sebagai program andalan untuk mengkampanyekan dirinya (Puttileihalat) maju sebagai Calon Gubernur Maluku 2013-2018. Dengan iming-iming bahwa KEK akan membuka ribuan lapangan kerja baru serta meningkatkan taraf hidup masyarakat, Puttileihalat dengan penuh semangat terus mengkampanyekan KEK, baik dalam bentuk Atribut Kampanye maupun saat ketika berkomentar kepada public.

Pada pilgub nanti, rakyat Maluku diharapkan bijak untuk menentukan siapa yang balal dipilih menjadi pemimpin 5 tahun berikut menggantikan Karel Albert Ralahalu yang telah 10 tahun memimpin Maluku. Selain miskin program, visi dan misi, Puttileihalat juga dikenal sebagai seorang pemimpin yang tak bermoral. Perilaku busuk dengan menelantarkan istri dan anak-anaknya serta tertangkap basah bersama Wanita Idaman Lain (WIL) di Bandara Pattimura beberapa waktu lalu akan menjadi catatan hitam bagi seorang Puttileihalat mendapat simpati dari hampir 1,5 juta pemilih di Maluku. (dari berbagai sumber)